Jerman Telah Mengancam Facebook Untuk Denda Jika Tidak Dapat Menyaring Berita Hoax

Jerman Telah Mengancam Facebook Untuk Denda Jika Tidak Dapat Menyaring Berita Hoax

Rakyat Jerman sebentar lagi akan Agen Poker menghadapi pemilihan umum untuk mencari pemimpin yang baru atau tetap di bawah kepemimpinan Kanselir Angela Merkel. Tetapi laiknya Indonesia, negara ini juga telah menghadapi kesimpangsiuran informasi dan kebanyakan merupakan berita hoax.

Peredaran berita hoax tersebut membuat pemerintah merasa khawatir, bahkan semakin marak di saat negara ini bersiap menghadapi musim pemilihan. Atas dari tersebut para anggota parlemen telah membuat undang - undang yang baru memaksa Facebook atau pengelola media sosial lainnya untuk dapat menghapus konten hoax dalam 24 jam atau menerima denda Rp 6,6, milliar.

Undang - undang tersebut nantinya akan mewajibkan perusahaan medis sosial untuk dapat mendirikan perwakilannya yang dapat menanggapi keluhan dari orang yang terkena pesan kebencian dalam waktu 24 jam.

 Pemerintah tengah telah membuat Bandar Kiu hukum yang baru terhadap ujaran kebencian dan berita palsu, walaupun diperkirakan tidak mendapatkan dukungan dari media - media di Herman, di mana asosiasi penerbit koran menyebutnya 'mengawasi dan mengatur perusahaan telekomunikasi yang seharusnya tidak menanggung apa yang dikatakan rakyat dalam handset mereka.

Beberapa saat sebelum pengumuman tersebut, Facebook sendiri telah menambah kebijakannya terkait pemberitaan, di mana para pembaca dengan mudah melaporkan konten bohong dan mengganggu, dan mengajak dari organisasi 'pihak ketiga' untuk mencari fakta-fakta, termasuk AP, Snopes, Factcheck, PoltiFact, ABC dan Poynter. Mereka akan memberikan sangkalan terhadap sumber tersebut. 

Pada dasarnya, ini mengurangi Agen Poker perkembangan pasar bagi scammers yang sengaja memposting berita palsu. Sehingga peredarannya tidak membuatnya menjadi viral yang dapat menambah jumlah pengeklik.

Sekali berita itu ditandai, tidak akan dapat lagi dimasukkan sebagai iklan atau promosi. Di sisi lain kami menghapus domain penipu, yang nantinya akan mengalihkan laman itu ke publikasi aslinya.

Banyak pemosting berita palsu Bandar Kiu terdorong atas insentif yang didapatkan dari Facebook dan pendapatan iklan Google yang tidak mencegah mereka atas hak kebebasan berbicara, meski penuh dengan kebohongan.